Sebelum dieksekusi itulah Khubaib melaksanakan shalatnya. Setelah shalat dia mengucapkan sebuah syair.
(Miracle of Love) Apa yang terjadi dengan Rasulullah?
Perang uhud adalah salah satu perang penting yang dijalani kaum muslimin. Pada tahap pertama kaum muslimin yang berjumlah 700 mendapatkan kemenangan dan dapat memukul mundur pasukan kafir Quraisy yang dipimpin Khalid bin Walid. Kemenangan ini tak lepas dari strategi Rasulullah menempatkan pasukan pemanah di Jabal Rummat (Bukit Pemanah). Namun karena tergoda kemilau dunia, sebagian besar pemanah itu meninggalkan pos yang sudah ditetapkan Rasulullah. Para pemanah itu ikut berebut harta rampasan perang.
Melihat Jabal Rummat itu kosong, Khalid bin Walid memutar arah dan menaiki Jabal Rummat. Dari atas bukit itulah kemudian kaum Kafir Quraisy memukul mundur pasukan kaum muslimin. kali ini pasukan kaum muslimin terpontang panting bahkan sebagian orang melarikan diri dan melupakan Rasullah saw. Al Qur’an menyebutkan masa itu, “(Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seseorang pun, sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawanmu yang lain memanggil kamu, karena itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan, supaya kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang luput daripada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Ali Imran : 153)
Pada saat seperti itulah muncul isyu bahwa Rasulullah sudah meninggal. Berita seperti itu cepat tersebat dan tambah membuat pasukan kaum muslimin ciut hatinya. Kabar itu juga sampai ke Madinah. Maka pecahlah isak dan tangisan di penjuru kota Madinah.
Saat itu keluarlah seorang wanita dari kalangan kaum Anshar dari rumahnya, di tengah-tengah jalan dia diberitahu bahwa bapaknya, anaknya, suaminya dan saudara kandungnya telah tewas terbunuh di medan perang. Ketika dia memasuki sisa-sisa kancah peperangan, dia melewati beberapa jasad yang bergelimpangan, “Siapakah ini?”, tanya perempuan itu. “Bapakmu, saudaramu, suamimu dan anakmu!”, jawab orang-orang yang ada di situ. Perempuan itu segera menyahut, “Apa yang terjadi dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?!” Mereka menjawab, “Itu ada di depanmu.” Maka perempuan itu bergegas menuju Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam dan menarik bajunya seraya berkata, “Demi Allah wahai Rasulullah, aku tidak akan mempedulikan (apapun yang menimpa diriku) selama engkau selamat!”
Mudah Memahami Qur’an (1) Pendahuluan
Apakah memahami Al Quran itu susah? jawabannya bisa susah bisa mudah. Susah karena Al Quran menggunakan Bahasa teks Arab. Tentu saja untuk bisa memahaminya memerlukan keahlian berbahasa Arab yang baik. Ukuran baik juga menurut para ahli Al Quran disebutkan paling tidak menguasai 23 ilmu. Mulai dari bahasa arab sederhana, nahwu, sharaf sampai balaghah dan badi’. Itu juga belum ditambah lagi dengan perangkat ruhaniyah yang perlu dipersiapkan.
Saya sebut juga bahasa teks karena memang nilai-nilai yang dikandung Al Quran dikemas dalam teks berbahasa arab. Sementara nilai-nilainya tidak dituliskan. Nilai-nilai itu hanya bisa dirasakan dan dipikirkan.
Kesulitan lainnya adalah luasnya makna yang terkandung dalam teks-teks tersebut. Rasulullah Saw bersabda, “Al-Quran Karim memiliki dimensi lahir dan batin. Lahirnya dipenuhi hikmah dan batinnya dipenuhi ilmu dan pengetahuan. Lahirnya baik dan menakjubkan, sedangkan batinnya begitu dalam. Keagungannya tidak pernah lekang oleh zaman. Di dalamnya ada lentera penerang dan pencerahan bagi orang-orang yang mengetahuinya.”
Imam Ali as. mengatakan, ”sesungguhnya Al Quran turun dalam empat bentuk yaitu: Ibarat (ungkapan tekstual) untuk orang awam, isyarat(permisalan) untuk orang khusus (khawas), latha’if (makna-makna yang lembut) untuk para wali dan hakikat untuk para Nabi.”
Mushaf Al Quran merupakan bentuk tertulis dari realitas yang ingin diajarkan Allah kepada semesta. Tentu saja sangat sulit mengemas bentukan-bentukan realitas -apalagi yang sangat abstrak, dalam baris-baris teks yang sangat terbatas. Diperlukan keahlian (maaf menggunakan kata keahlian untuk sesuatu yang tak perlu dipelajari Tuhan) tingkat Tuhan untuk mampu memasukan realitas-realitas tingkat tinggi dalam teks yang harus mampu dibaca oleh semua kalangan. Dengan keagungan Allah lah realitas-realitas ruhaniyah disimpan dengan rapi dalam barisan teks. karena sedemikian rapi dan tersembunyi, maka hanya orang yang disucikan saja yang mampu menyentuhnya. “Tidak ada yang mampu menyentuhnya (Al Quran) kecuali orang-orang yang disucikan“ Al Waqi’ah 79.
Memahami Al Quran juga bisa mudah, karena Al Quran itu adalah kitab petunjuk untuk semua manusia. Manual bookk haruslah dibuat semudah mungkin sehingga mudah dibaca dan dipahami. Jika susah dipahami, sehingga membutuhkan perangkat yang banyak untuk memahaminya maka gagallah dia sebagai kitab petunjuk. Al Quran tidak demikian.
Allah sendiri sudah mengatakan bahwa Al Quran itu sangat mudah. Kata-kata itu diulang sampai enam kali dalam Al Qur’an “Maka sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an itu dengan bahasamu, agar kamu dapat memberi kabar gembira dengan Al Qur’an itu kepada orang-orang yang bertakwa, dan agar kamu memberi peringatan dengannya kepada kaum yang membangkang” Maryam 97. Allah bahkan berkali-kali menegaskan mudahnya Al quran untuk dipelajari. Dalam surat Al Qamar, kalimat “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” Kalimat ini diulang sampai empat kali. Jadi ada jaminan dari Allah untuk memudahkan pemahaman Al Qur’an. Tentu saja saratnya mau belajar.
Dalam surat Al Baqarah dikatakan, “Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa” Al Baqarah : 2. Jadi syarat utama lainnya selain mau belajar adalah ketakwaan. Untuk mencapai ketakwaan tak perlu bisa bahasa Arab.
Nah kita hanya akan -mencoba- berwisata dalam ranah ibarat saja. siapa tahu dari penelusuran ibarat-ibarat Al Quran kita menemukan kunci-kunci yang akan membuka isyarat-isyarat menuju khazanah Al Quran yang lebih dalam dan lembut (lathaif).
Membersihkan Jiwa
“Sungguh beruntunglah orang yang senantiasa membersihkan jiwanya dan sungguh merugilah orang yang senantiasa mengotori jiwanya” (Qs. Asy-syams (10) ayat 9)).
Kebahagiaan dan kedamaian insan bergantung pada kebersihan jiwanya. Karna, kecenderungan-kecenderungan fitrawi manusia tersembunyi di dalam diri dan jiwanya yaitu berupa sebuah potensi. Dan dengan jalan membersihkannya dari berbagai noda dan dosa maka, akan tersingkaplah hal tersebut dan akan selalu aktif dan menjadi sumber terpancarnya segala kebajikan.
Dengan ibarat lain, bahwa jiwa manusia -dengan segala karakteristik fitrawinya yang Allah SWT anugerahkan kepada manusia- adalah seperti mata air yang memancar -yang mana kebersihan dan kesuciannya mampu menghampas segala rintangan yang ada- dan jernih serta menjadi sumber kehidupan dan wasilah dalam mencapai keutamaan-keutamaan dan kesempurnaan manusia. Dan juga mengantarkan manusia menuju lautan kesempurnaan dan keramat Ilahi serta kebahagiaan yang tak terhingga. Continue reading “Membersihkan Jiwa”
Doa minta kawin
Doa minta kawin
Shalat dua rakaat terlebih dahulu, lalu memuji Allah swt kemudian berdoa dengan doa berikut :
اللهُمَّ إِنِّي أُرِيْدُ التَّزْوِيْجَ فَقَدِّرْ لِي مِنَ النِّسَاءِ أَعْفَهُنَّ فَرْجًا
وَ أَحْفَظَهُنَّ لِي فِي نَفْسِهَا وَ
مَا لِي وَ أَوْسَعَهُنَّ رِزْقًا وَ أَعْظَمُهُنَّ بَرَكَةً
وَ قَيِّضْ لِي مِنْهَا وَلَدًا طَيِّبًا تَجْعَلَهُ لِيْ خَلَفًا
صَاْلِحًا فِي حَيَاْتِي وَ بَعْدَ مَوْتِيْ
“Ya Allah, sungguh aku ingin menikah, maka tentukanlah bagiku dari kalangan perempuan yang paling menjaga kesuciannya, yang paling menjaga dirinya bagiku dan harta bendaku, yang paling luas rezekinya, yang paling besar berkahnya, takdirkan anak yang baik darinya bagiku dan jadikan dia keturunan yang saleh pada masa hidupku dan setelah matiku”